Babak Baru Pelabuhan Tanjung Priok
MASA
Konsesi pembangunan dan pengoperasian Terminal Petikemas Kalibaru Utara
telah ditentukan selama 70 tahun. Sebuah Keputusan tepat, di tengah
ancaman kongesti Pelabuhan Tanjung Priok pada 2014 mendatang.
Satu point besar yang merupakan amanah
Undang-undang No. 17/2008 tentang pelayaran telah dilaksanakan, yakni
tentang ketentuan (adanya) konsesi bagi BUP (Badan Usaha Pelabuhan)
dalam membangun atau mengoperasikan usaha jasa kepelabuhanan.
Seperti diketahui, dalam UU 17/2008 itu
mengatur kepada pemegang Izin BUP termasuk PT Pelabuhan Indonesia
(Pelindo) II, bahwa dalam mengembangkan usaha kepelabuhanan terlebih
dulu harus mengantongi hak konsesi (hak pengelolaan) dari pemerintah
yang dalam hal ini melalui otoritas pelabuhan.
Hal menarik dan sempat menjadi sorotan
publik kemaritiman saat ini, bahwa dalam pemberian konsesi Proyek
Terminal Petikemas Kalibaru Utara oleh Pelindo II (Persero), tergolong
fenomenal, sebab biasanya masa (waktu) konsesi yang terjadi di Indonesia
selama ini, berkisar antara 10 hingga 20 tahun.
Namun ’kebiasaan’ itu tak terjadi pada
Proyek Terminal Kalibaru Utara senilai Rp. 22 triliun lebih. Mungkin
karena pertimbangan investasi yang besar, yang konon menggunakan
pinjaman modal senilai 4 miliar Dolar AS, sehingga pantas saja konsesi
yang diberikan selama 70 tahun, terhitung mulai tahun ini (2012 ).
Terlepas dari soal lamanya (masa) waktu
konsesi Terminal Kalibaru, ada banyak keuntungan dengan terbangunnya
Terminal Kalibaru, yang bukan saja menambah kapasitas Pelabuhan Tanjung
Priok, terlebih lagi dapat menggeser budaya usaha jasa kepelabunan,
menjadi lebih modern sejajar dengan pelabuhan kelas dunia.
Selain itu, dengan keputusan konsesi
itu, sebagai pertanda bahwa pembangunan Terminal Kalibaru sudah bisa
dimulai. Yang berarti juga ancaman kongesti tahun 2014 mendatang, pada
Pelabuhan Tanjung Priok tidak akan terjadi.
Upaya pemerintah untuk menekan biaya
logistik pada simpul Pelabuhan khususnya Priok pun dapat diwujudkan.
Sebab melalui pembangunan pelabuhan baru (New Priok Port) dengan
berbagai fasilitas yang tertata secara baik, maka akan mendukung
kelancaran arus barang, yang pada ujungnya akan menurunkan bilaya
logistik pelabuhan hingga 10 persen saja.
Dengan kata lain, Terminal Kalibaru
kedepan akan mengurai kemacetan di Pelabuhan Priok dan sekitarnya. Sebab
akan ada akses jalan yang terkoneksi langsung dari kawasan industri
yang ada di Timur Jakarta (Jawa Barat) menuju Pelabuhan (Terminal
Kalibaru).
Dan terkait dengan pemberian konsesi
Terminal Kalibaru Utara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut
Kementerian Perhubungan, Leon Muhamad mengatakan, pemberian konsesi
pembangunan dan pengoperasian TPK Kalibaru Utara selama 70 tahun,
sebagai bagian dari pengembangan industri Jasa Kepelabunan sebagai
gerbang ekonomi nasional.
”Karena itu perlu diperhatikan berkenaan
dengan kapasitas dan peningkatanan layanan kepelabuhanan utamanya
Pelabuhan Tanjung Priok. Seperti diketahui pertumbuhan arus barang di
Pelabuhan Tanjung Priok sejak 2011, rata-rata 25 persen atau 1 Juta
TEUs per tahun. Sehingga pada 2014 Pelabuhan Tanjung Priok akan
mengalami undercapacity,”ujar Leon Muhamad, dalam sambutannya pada acara
penandatanganan perjanjian konsesi Terminal Kalibaru antara Otoritas
Pelabuhan Tanjung Priok dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II
(Persero) di Jakarta.
Pemberian Konsesi ini juga, kata Leon
tentu didasarkan pada Peraturan Presiden tentang Penunjukan kepada
Pelindo II untuk membangun Terminal Petikemas Kalibaru Utara dengan
investasi US$2,3 miliar.
Sementara Anwar Satta, Ketua Komite
Tetap Intermoda dan Logistik KADIN (Kamar dagang dan Industri Indonesia)
mengatakan pemberian konsesi oleh pemerintah dalam hal ini melalui
Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok kepada Pelindo II (Persero) sebuah
keputusan tepat, karena semua itu untuk menyelamatkan ancaman
terjadinya kongesti yang bisa terjadi pada 2014 mendatang.
”Dengan Terminal Kalibaru, maka
terjadinya kongesti di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 1950 dan 1971,
karena volume barang impor dan ekspor serta domestic tidak dapat
tertampung waktu itu, tidak terjadi lagi kedepan (2014),”ujar Anwar
Satta yang ditemui Indonesia Shipping Times di Kantornya, baru-baru ini.
Menurut Anwar, sudah jelas alasannya
bahwa dengan rata-rata pertumbuhan arus barang di Pelabuhan Priok naik
25 persen per tahun (sejak tahun 2011). ”Sehingga pada Desember 2011
lalu saja, volume barang di Pelabuhan Priok 5,8 juta TEUs. Dan
diperkirakan akhir tahun ini (2012) volume Priok akan mencapai angka 6
hingga 7 Juta TEUs,” ujarnya.
Sehingga bisa dibayangkan, kata Anwar,
kalau kapasitas Priok saat ini hanya 7,5 Juta TEUs, bagaimana pada
Desember 2013 kelak ? ”Volume Priok pada waktu itu (Desember 2013) bisa
mencapai 8 Juta TEUs, sehingga kalau tidak diantisipasi dari sekarang
bisa terjadi kongesti. Karena itu dalam perspektif kami, pelaku usaha
(pemilik barang) mendukung penuh sejak awal, realisasi Pembangunan
Teminal Kalibaru,” ujarnya.
Dari data yang ada, kata Anwar, pada
2014 nanti akan selesai pembangunan Terminal Kalibaru tahap I yang
diperkirakan menampung kontener ekspor/impor sebanyak 1 Juta TEUs. ”Hal
ini tentu bisa mengantisipasi muntahan atau kelebihan dari overloadnya
Pelabuhan Tanjung Priok (lama), baik JICT maupun TPK Koja,” jelasnya.
11,7 Juta TEUs
Dalam kesempatan yang sama, Leon mengungkapkan TPK Kalibaru Utara akan dibangun tiga unit container terminal kapasitas 3 Juta TEUs dan dua unit product terminal kapasitas 1 Juta TEUs, yang kesemuanya di bangun di atas lahan reklamasi seluas 272 Hektar.
”Dengan penambahan tiga unit container terminal dan dua unit product terminal itu,
maka ada penambahan kapasitas Tanjung Priok dari kapasitas (terpasang)
saat ini sebesar adalah 7,7 Juta TEUs, maka pada 2014 kapasitas Priok
menjadi 11,7 Juta TEUs,” paparnya.
Bukan itu saja kata Leon, rencananya
kedalaman kolam pada TPK Kalibaru Utara akan realisasikan hingga 16 Lws
sehingga bisa menampung kapal-kapal berukuran 50 ribu DWT ke atas.
Sementara Direktur Utama Pelindo II RJ
Lino mengatakan, perusahaan sudah menetapkan jadwal pembangunan terminal
peti kemas Kalibaru Utara dan ground breaking rencananya akan
dilaksanakanpada 17 September 2012 mendatang. “Dengan adanya kesepakatan
konsesi ini, maka pembangunan Temrinal Kalibaru Utara bisa segera kita
mulai pada Bulan September ini ,” ujarnya.
Menurut Lino, Proyek Terminal Kalibaru
Utara diperkirakan menyerap anggaran hingga Rp 22 triliun. ”Pembangunan
terminal akan dijalankan dalam tiga tahap mulai 2012- 2017 adalah
pembangunan tahap I (Terminal I) akan selesai dan dioperasikan pada
2014. Sedangkan tahap II dan III (2017-2022) yakni pembangunan terminal
II, IV, dan terminal V,” imbuhnya. (SAIFUL ANAM).
Daftar Undangan Kemenhub pada Penandatangan Konsesi Terminal Kalibaru :
ASOSIASI :
- Ketua Umum APBMI
- Ketua Umum DPP Ginsi
- Ketua Umum GPEI
- Ketua Dipalindo
- Ketua Umum/DPP Gafeksi
- Ketua Umum DPP INSA
- Ketua Umum DPP Organda
- Katua Umum Kadin
- Ketua Umum Gaikindo
- Ketua Umum APJP
- Ketua Asosiasi Logistisk Indonesia
- Ketua APDEPI (Asosiasi Perusahaan Depo & Pergudangan).
Ebbassy :
01. Director of Trade and Investment of Netherland Embassy
02. Director of Trade and Investment of Japan Embassy
03. Director of Trade and Investment of Germany Embassy
04. Director of Trade and Investment of United Kingdom Embassy
05. Director of Trade and Investment of Southand North Korea Embassy
06. Director of Trade and Investment of USA Embassy
BUMN
- Direksi PT Bank Mandiri
- Direksi PT Bank BNI
- Direksi PT Bank BRI
- Direksi PT Sarana Multi Infrastruktur
- Direksi PT PP (Pembangunan Perumahan).
Shipping Line dan Cargo Owners :
- Direksi PT APL Indonesia
- Country Manager PT Maersk Indonesia
- Direksi PT Evergreen Shipping Agency Indonesia
- Direksi PT Global Putra Indonesia Maritime (Wah Hai Lines)
- Direksi PT NYK Line Indonesia
- Direksi Bumi Laut Shipping (Hanjin Shipping).
- Direksi PT Global Putra Indonesia Maritime (Cosco)
- Direksi Mitsui OSK Line (MOL).
- Direksi PT Tempuran Mas Tbk
- Direksi PT Samudera Indonesia Tbk.
- Direksi PT Pelayaran Nusantara Nurpanurjwan.
- Direksi CMA- CGM
- Direksi PT Salam Pasific Indonesia Lines
- Direksi PT ISM Bogasari Flour Mills
- Direksi PT Indofood Sukses Makmur
- Direksi PT Holcim Indonesia
- Direksi PT Cakra Tunggal Steel Milis
- Direksi PT Smart Tbk.
- Direksi PT Panasonic
- Direksi PT Toyota Astra Motor
- Direksi PT LG Elektronic
- Direksi PT Coca Cola Indonesia
- Direksi PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
- Direksi PT Gajah Tunggal Tbk.
- Direksi PT Asahimas Chemical
- Direksi PT Indomobil Suzuki International
- Direksi PT Toyota Manufacturing Indonesia
- Direksi PT Toyofuji Logistics Indonesia